Daftar Isi:
2025 Pengarang: Daisy Haig | [email protected]. Terakhir diubah: 2025-01-13 07:17
Anoreksia / Pseudoanoreksia
Anoreksia adalah hilangnya nafsu makan. Pseudoanorexia, di sisi lain, mengacu pada hewan yang masih memiliki nafsu makan, tetapi tidak dapat makan karena mereka tidak dapat mengunyah atau menelan makanan. Di antara jenis anoreksia ini, penyakit gigi adalah salah satu penyebab paling umum pada kelinci.
Gejala dan Jenis
Ada berbagai gejala yang harus diwaspadai ketika Anda mencurigai adanya anoreksia atau psuedoanorexia pada kelinci Anda; diantaranya:
- Penolakan untuk makan
- Pelet tinja yang ukuran atau jumlahnya kecil small
- Penurunan berat badan
- Nyeri saat menelan (Disfagia)
- Nyeri saat makan (Odynophagia)
- Bau mulut kronis (halitosis)
Tanda-tanda klinis tambahan akan bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari kondisi tersebut. Misalnya, tanda-tanda rasa sakit seperti menggertakkan gigi atau postur membungkuk dapat menunjukkan penyakit mulut -- salah satu penyebab pseudoanoreksia.
Penyebab
Ada banyak penyebab yang dapat menyebabkan anoreksia atau pseudoanoreksia. Anoreksia dapat terjadi karena:
- Sakit maag
- Penyakit gigi
- Gangguan metabolisme (misalnya, gagal ginjal)
- Gagal jantung
- Penyakit menular
- Penyakit pernapasan
- Penyakit saraf
- Pertumbuhan tumor
- Peracunan
- Perubahan lingkungan atau pola makan
Sebaliknya, pseudoanoreksia dapat terjadi akibat penyakit apa pun yang mengganggu refleks menelan kelinci. Penyakit gigi seperti radang gusi, penyakit kerongkongan, dan gangguan yang mempengaruhi rahang atau gigi adalah penyebab lain dari pseudoanoreksia.
Ada juga sejumlah faktor risiko yang dapat berkontribusi pada perkembangan anoreksia atau pseudoanoreksia, termasuk diet dengan jumlah jerami batang panjang yang tidak memadai dan segera setelah prosedur pembedahan.
Diagnosa
Prosedur diagnostik bervariasi tergantung pada kondisi mendasar yang menyebabkan penolakan hewan untuk makan. Beberapa prosedur yang mungkin termasuk pemeriksaan gigi, sinar-X atau ultrasound (untuk menyingkirkan penyakit jantung atau paru-paru), dan analisis urin. Tes yang dilakukan akan tergantung pada gejala yang diamati dan dugaan penyebab penyakit. Meneliti riwayat lingkungan dan pola makan hewan juga penting, karena dapat mengungkapkan perubahan apa pun yang mengarah pada anoreksia psikologis.
Pengobatan
Anoreksia dan pseudoanoreksia perlu ditangani dengan mengobati penyebab yang mendasari kondisi tersebut. Apa pun penyebabnya, penting bagi kelinci untuk mulai makan lagi sesegera mungkin. Sebagian besar kelinci yang belum makan secara teratur menderita beberapa derajat dehidrasi dan mungkin memerlukan pemberian cairan berisi elektrolit. Beberapa obat juga dapat membantu.
Di sisi lain, terapi simtomatik (pengobatan gejala terkait anoreksia) mungkin memerlukan pengurangan stres lingkungan dan perubahan pola makan kelinci untuk mendorong makan.
Hidup dan Manajemen
Berat badan pasien, status hidrasi, kebiasaan makan, dan produksi pelet tinja semua harus dipantau secara teratur. Pemilik juga harus mewaspadai kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi, seperti malnutrisi.
Jika ada obat yang diresepkan, mereka harus diberikan secara teratur. Sementara perawatan pasca perawatan lebih lanjut akan tergantung pada penyebab gangguan tersebut.
Pencegahan
Karena ada banyak penyebab yang menyebabkan anoreksia atau pseudoanoreksia pada kelinci, sulit untuk menyarankan metode pencegahan khusus. Namun, penyebab psikologis anoreksia (kurang nafsu makan) dapat dicegah dengan memastikan kelinci tidak ditempatkan di lingkungan yang penuh tekanan, dan menerima makanan yang menggoda dan sehat serta kandang yang bersih.